Tamu Tak diundang
Ketika itu
Pekanbaru tengah diselimuti kabut asap,
dan pada saat itu juga rumah saya selalu kedatangan tamu selama empat hari
berturut-turut. Mereka selalu datang pada malam hari yang selalu membuat saya
tak dapat tidur. (Lagi) kamar saya didatangi tamu tak diundang. Si hewan berbuku-buku
(Antropoda) khususnya lipan dan kaki seribu yang kehadirannya selalu
mengagetkan saya. Apapun itu, bagi saya mereka itu adalah sesosok monster.
Bagi pengidap Chillopodophobia (Fobia akan lipan) dan Myriapodophobia ( Fobia akan kaki seribu) pasti menganggap mereka monster.
Hal yang membuat saya jijik dengan hewan-hewan tersebut adalah jumlah kakinya. Sebelumnya kamar saya tidak pernah dimasuki hewan-hewan ini (di kos baru). Entah kenapa saat itu mereka rajin sekali bertamu.
Bagi pengidap Chillopodophobia (Fobia akan lipan) dan Myriapodophobia ( Fobia akan kaki seribu) pasti menganggap mereka monster.
Hal yang membuat saya jijik dengan hewan-hewan tersebut adalah jumlah kakinya. Sebelumnya kamar saya tidak pernah dimasuki hewan-hewan ini (di kos baru). Entah kenapa saat itu mereka rajin sekali bertamu.
Malam itu
saya tengah bermain Hp dan tiba-tiba lipan masuk melalui celah bawah pintu.
Biasalah lipan kalau jalan sukanya kebut-kebutan. Saya langsung naik pitam dan
berusaha menyingkirkan hewan tersebut. Saya segera mengambil ember bukan sapu
ataupun yang lainnya karena intuisi saya mengatakan begitu. Ember itu saya
gunakan untuk menjepitkan badan gagahnya. Saya hanya berani memandangnya nggak
tau mau ngapain, karena kalau ember itu saya angkat pasti lipannya keluyuran
lagi dan malah bersembunyi.
Entah apa dalam pikiran saya saat itu. Lem alteco yang ada di dekat rak sepatu lantas saya raih dan segera melumuri sebagian badan lipan yang muncul di balik ember. Cuuurrr!!! Tidak lama kemudian saya mencoba untuk mengangkat ember tersebut, tetapi ember tersebut justru ikut nemplok di tikar bersamaan dengan si lipan. Saya paksa tarik dan berhasil. Namun tiba-tiba saya merasa berdosa karena telah menyiksanya. Lipan itu tertempel kuat di atas tikar dan nyawanya sudah tak tertolong. Saya coba untuk melepaskannya dengan bantuan kartu plastic dan akhirnya terlepas. Segera saja jasadnya saya buang ke parit. Hiyy.
Entah apa dalam pikiran saya saat itu. Lem alteco yang ada di dekat rak sepatu lantas saya raih dan segera melumuri sebagian badan lipan yang muncul di balik ember. Cuuurrr!!! Tidak lama kemudian saya mencoba untuk mengangkat ember tersebut, tetapi ember tersebut justru ikut nemplok di tikar bersamaan dengan si lipan. Saya paksa tarik dan berhasil. Namun tiba-tiba saya merasa berdosa karena telah menyiksanya. Lipan itu tertempel kuat di atas tikar dan nyawanya sudah tak tertolong. Saya coba untuk melepaskannya dengan bantuan kartu plastic dan akhirnya terlepas. Segera saja jasadnya saya buang ke parit. Hiyy.
Malam
berikutnya giliran kaki seribu yang ngeronda. Saat itu mati lampu dan saya
hanya berbekal sebuah lilin dengan api kecil yang pasti cahayanya tak mampu menjamah seluruh ruangan. Saya tengah asyik scrolling timeline Facebook saat
itu. Punggung saya tiba-tiba berasa tak nyaman. Namun saya biarkan.
Rasanya seperti dingin dan mengganjal, lantas saya coba menyentuh punggung saya.
Saya mendapati sebuah benda bulat dan keras, mungkin itu batu. Setelah saya lihat dengan
bantuan cahaya Hp dan ”AAa!” untuk
pertama kalinya saya memegang luwing. Segera saya lempar dan dia berjalan pelan.
Sangat pelan. Pertama-tama saya ingin membakarnya dengan lilin. Namun agama
saya melarang membunuh binatang dengan
cara membakar. Maka dari itu saya ambil obat nyamuk lotion dan saya lumuri kebadannya.
Dia berjalan sangat cepat dan saya ketakutan.
Saya ambil parfum dan
menyemprotnya. Tubuhnya mengeluarkan cairan kuning seperti minyak. Saya sangat
kasihan melihatnya tapi saya juga sangat ketakutan. Yang biasanya luwing
berjalan lambat kali ini ia berjalan agak cepat. Untuk terakhir kalinya saya
ambil H*rpic (pembersih toilet) dan saya siram ke badannya, seketika itu juga
badannya mengembang dan akhirnya mati.
Huufttt...
Untuk
malam-malam berikutnya saya menemukan mereka di lantai dan di dinding. Yang di lantai
saat itu ia tengah mendayuh-dayuh kakinya ke arah saya. Namun saya coba untuk
lebih tenang dan berfikir positif. Saya keluar cari sapu dan mengusirnya ke
luar kamar. Tapi saya masih kawatir jika mereka datang kembali.
Malam
besoknya saya sudah membentengi celah bawah pintu saya dengan cairan H*rpic
yang saya teteskan di sepanjang celah pintu dengan harapan para hewan itu
tidak berani masuk setelah mencium baunya dari kejauhan.
Keesokan
paginya saya menemukan mayat kaki seribu yang tergeletak di depan pintu.
Benar-benar saat itu H*rpic telah menolong saya yang sangat phobia akan mereka.
Alhamdulillah sampai saat ini mereka tidak pernah datang lagi. Bagi yang tidak nyaman
dengan kolong pintu yang terbuka dan tak ingin ada serangga masuk, seperti
kejadian-kejadian yang saya alami (biasanya kecoak, lipan, kaki seribu, dan semut). Bisa
dicoba menggunakan penutup kolong pintu yang banyak dijual di toko online. Dulu
saya hanya menyempilkan kain-kain untuk menutup kolong tetapi kurang praktis jadi
saran saya bisa di coba hehe.
Sumber : Tokopedia |
ngeri banget...tiba tiba ada luwing di badan. g ngeri tu klo pas tidur. gara2 asap jd keluar semua gt yg dihutan.. nice story btw
ReplyDeleteIya moga aja kejadian ini adalah yg pertama dan terakhir. ckck
Deleteserem ya masih untung bukan binatang yg aneh2 kayak ular gitu, hehe izin bw dari grup kk
ReplyDeletewehehe iye jangan sampai. Lipan n liweng aja uda serem banget padahal :3
Deleteluwing bhak~ :v namaya sama ternyata ya di Banjarmasin juga sebutnya kadang luwing. Tips nya bermanfaat banget nih pake H*rpic, kira2 itu bisa buat nahan mantan pacar masuk ke kehidupan kita lagi gak ya? :v
ReplyDeletehehe luwing lagian lebih enak sebutannya, ketimbang kaki seribu kayanya lebih nyeremin :v.
DeleteHahahay ayo ayo dicoba dulu kali kali bisa :v
Wuih kejem bener dah dikasih lem dan dilumuri macem - macem ampek badannya mengembang T,T Mereka jadi korban dari Phobia Indah :D Setidaknya mereka juga mahkluk hidup,kalau dikasih pilihan untuk mati mungkin mereka sama seperti kita pingin yang cepet proses kematiannya tanpa melalui penyiksaan. Kalau di alam baka mereka demo bagaimana? :D Aku juga phobia ma kaki seribu, bulan ini udah 3 kali tuh binatang masuk rumah, dan langsung aku gepuk ma sepatu, berakhir tragis langsung mati kegenjet. Dulu - dulu aku pernah siram air panas, trus liat menggeliat kesakitan gtu juga gak tega lama kelamaan. Dosa mereka apa juga kalau aku pikir - pikir, cuma lewat didepan kita langsung kita bunuh, huhuhu mudah2an diampuni dosaku T.T
ReplyDeletebener banget arif, sebenarnya kasian juga sama mereka disiksa macem2. Soalnya takut aja kalo di gepok terus penyet and isi badannya keluar.
DeleteHehehe mungkin kalo bertemu lagi (jangan sampai) saya gk bakal siksa mereka lagi. Makasih arif sudah megingatkan. :)
kalau pengalaman saya dengan kaki seribu dibadan saya jadi merah dan meninggalkan bekas ?
ReplyDelete