Wawancara: Hiruk Pikuk Menghadapi Fase Quarter Life Crisis di Kalangan Fresh Graduate.

 



Pernahkah kalian merasa terombang-ambing dalam menentukan arah dan pilihan hidup? Misalnya saja seperti karier, pekerjaan, dan juga hubungan asmara. Di kepala mulai muncul pertanyaan-pertanyaan seperti "Kenapa saya belum mempunyai pencapaian hidup?", "Kenapa orang-orang sudah berada di titik itu sedangkan saya masih begini?", "Kenapa saya tidak memiliki kejelasan proyeksi hidup saya kedepan akan seperti apa?".

Mungkin ini adalah fase-fase yang menyebalkan dan fase ini disebut Quarter Life Crisis. Beberapa dari kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah Quarter Life Crisis. Fenomena ini pasti dialami oleh setiap orang, termasuk kamu yang sedang membaca ini. Apakah sedang berada di fase tersebut?

Quarter Life Crisis atau krisis seperempat abad  yaitu  periode pencarian jati diri yang biasa terjadi di rentang usia 18-30 tahun. Kenapa disebut quarter atau sperempat? Quarter atau di usia 25 itu adalah rata-rata kebanyakan orang mengalami Quarter Life Crisis termasuk penulis sendiri. Hihihi

Biasanya, krisis ini ditandai dengan munculnya kebingungan serta kebimbangan akan kehidupan. Salah satunya disebabkan oleh banyaknya pilihan hidup yang harus dipilih. Lingkup sosial dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang aspek kehidupan seperti, karier, percintaan dll. Di fase ini, kita punya semacam beban moril untuk membalas jasa orang tua dan memenuhi ekspektasi orang lain. Yah seperti itulah. Galau or dilemma. Setelah itu munculah istilah overthinking, insecure, mental block dan kawan-kawannya. 

Di titik ini kita rentan galau karena bingung dengan posisi diri kita akan dibawa kemana alias KRISIS IDENTITAS. Namun hal ini adalah hal yang wajar dan akan terlewati.






Pada masa transisi atau emerging adulhood seperti lulus kuliah dan hendak mencari kerja misalnya. Banyak kalangan fresh graduate yang resah mencari pekerjaan atau sudah bekerja tapi tidak sesuai passion. Keadaan tersebut membuat diri menjadi ciut pluncut. Penyakit membanding-bandingkan diri kerap muncul di fase-fase ini. Melihat orang lain sudah settle, tinggal mempertahankan karir, sedangkan kita masih stuck dan mencari. Melihat postingan teman yang sedang di puncak karier, sudah menikah dll justru menjadi stressor dan mendatangkan emosi-emosi negatif buat kita. Ya gitu deh kalau membanding-bandingkan akan selalu ada terus ya objeknya :D

Seperti mulut tetangga, saudara, bahkan teman yang suka iseng bertanya:

“Kapan kerja?”, “Kok ngga kerja-kerja sih?” ,”Kok kerjanya ngga sesuai sih sama ijazahnya? Sayang dong ijazahnya”, “Kapan nikah, udah cocok loh usianya buat nikah?” Dan lain sebagainya yang menyebakan kita membatin saat mendengarnya Hahaha.

But this is a reality. Akan ada saja kita jumpai pertanyaan-pertaanyan seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Akan ada saja yang menggibahi, akan ada saja yang komplain tentang kita. Kita cuma manusia yang kadang benar dan kadang salah. Itulah pentingnya kita memiliki kontrol diri. Memenuhi ekspektasi orang lain terus yang ada bisa modar. Ngga perlu lah berusaha terlalu keras untuk menyadarkan diri sepenuhnya ke mereka buat menerima kita. We know exactly what we're doing guys.

Dulu saya pernah bertanya sama kakak tingkat kenapa beliau lulusnya lama sekali. Saat itu saya murni hanya bertanya dan sekadar ingin tahu. Bukan bermaksud menjatuhkan. Tapi beliau terlihat tidak senang dengan pertanyaan saya dan menjawab dengan ketus. “Aduh udalah”. Saya hanya bingung dan membatin “orang tanya doang sensi amat”.

Begitulah. Kita ngga tau apa yang dihadapi orang. Mungkin dia sedang stress, merasa malu, minder, atau tertinggal padahal sudah berusaha ini itu. Pertanyaan kita tadi justru menjadi stressor buat dia. Amannya ya lebih baik diam saja ya hehehe. Atau kalau kita punya perspektif lain, misalnya kita di posisi yang ditanya. Kita menganggap orang yang bertanya tidak punya informasi tentang keadaan kita. Ya, anggaplah dia cuma murni bertanya, tidak ada unsur lain alias positif thinking aja lah gaes. Nah dengan berfikir seperti itu kita justru terhindar dari emosi dan tidak menganggap yang demikian itu suatu bentuk pengucilan. Tapi jarang sih bisa seperti itu. .because "I'm just human, I have weaknesses, I make mistakes, and I experience ... bla bla bla ✌ Yah intinya belajar-belajarlah memiliki perspektif ganda seperti itu. (walau sullit✌)

Belajar dari sana ketika orang lain bertanya kenapa saya lulusnya lama, ya saya jawab aja sekenanya. Ngga perlu ngegas juga kan haha. Tapi kok ya agak bosan juga ya sama pertanyaan yg itu-itu aja hahaha. Mungkin dari situlah sumber gas itu datang. LOL

Jadi bagaimana tentang pencapaian-pencapaian kita tadi? Apakah kita bisa melewati fase ini? Sabar setiap orang punya waktunya.

Tempo hari saya berkesempatan untuk mewawancarai teman saya mengenai Quarter Life Crisis ini yang berikutnya akan kita singkat menjadi QLC. Narasumber adalah teman kuliah saya dulu sebut saja TR.

Berikut adalah hasil wawancara dengan narasumber.

Saya   : Langsung aja ya bro ga perlu basa basi nih hihi. Seperti yang sudah kita ketahui tentang QLC. Kalau dari sudut pandang kamu apa itu QLC?

TR       : QLC itu keresahan anak muda mencari jati dirinya sendiri yang mungkin tengah hilang atau belum ketemu, tapi tenang semuanya akan indah pada waktunya.

Saya   : Menenangkan sekali ya pada akhirnya hehe. Oh iya, kalau boleh tau keresahan apa yang kamu hadapi sekarang?

TR       : Sebagai seorang fresh graduate keresahan saya ya diseputar dunia mencari kerja. Para pengangguran tau lah rasanya. Eh job seeker ajalah ya bahasa halusnya hehe.  Saya sudah mencari kerja kesana kesini, tapi belum dapat sampai desperate banget. Pada akhirnya diterima, tapi ya gitu ngga sesuai sama passion saya. Hal tersebut menjadi keresahan baru untuk saya. Yaaa pada akhirnya resign dan berkelana lagi. Status saya jadi pengangguran, eh joob seeker lagi.

Saya   : Apakah kerja sesuai passion adalah hal wajib untuk saat ini?

TR       : Tergantung situasi sebenarnya. Kalau untuk saya sendiri kerja sesuai passion tentu sebuah privilege dan ga semua orang bisa dapatkan. Tapi saya akan terus mencoba. Lain cerita kalau keadaannya tidak memungkinkan. Contohnya seperti dorongan ekonomi, justru seharusnya tidak usah terlalu picky dalam mencari kerja asalkan income-nya sesuai. Dalam kata lain ya sambil-sambil mencari juga lah ya apa yang kita kejar itu.

Saya   : Oke benar sekali. Daripada tidak bekerja sama sekali. Selanjutnya selain keresahan dalam mencari kerja. Di masa-masa transisi seperti ini apa yang menjadi keresahan selanjutnya TR kalau boleh tau?

TR       : Saya lebih ke karier sih sebenarnya dan merasa stuck disitu. Ditambah lagi saya kuliah salah jurusan as you know lah, gimana saya saat kuliah dulu. Ini menjadi masalah saya juga dalam memperoleh pekerjaan. Kalau masalah percintaan, ceileee haha. Insyaallah saya sudah aman hati saya, jadi stress saya alhamdulillah tidak di ranah itu.

Saya: Wah alhamdulillah sekali ya, setidaknya masih ada sisi yang terbilang aman. Nah TR, dengan segala bentuk keresahan TR nih. Bagaimana cara kamu mengelola stress itu sendiri?

TR       : Cara mengelola stress ya hindari saja pemicunya. Seperti zaman sekarang nih, zamannya digital. Postingan orang-orang yang berseliweran di beranda. Ujung-ujungnya bikin insecure. Yaudah hindari saja hal tersebut. Puasa sosmed dulu, main yang lain dulu hehe. Banyak loh aplikasi yang lebih bermanfaat atau aktivitas yg bermanfaat. Lagipula jadi ngga kebuang waktu cuma melihat perkembangan orang lain.  Mending kembangin diri sendiri, gali potensi dll. Terus untuk mulut orang-orang yang kepo atau sok tau di lingkungan kita ya udah biarkan saja. Terkadang bukan cuma teman, tetangga, sodara, terkadang keluarga pun bisa toxic. Yaudah lah ya mau baik atau buruk pun akan selalu ada celah untuk dikomentarin kan? It will always been that way. Yang penting yang support kita masih ada. Kalau ngga ada ya udah support diri sendiri aja. Sedih banged sebenarnya bah hahahahah.  Tapi ya memang harus seperti itu.

Saya   : Mantaps. Btw thanks loh triknya. Oh iya ni TR, apa nih pesan yang mau disampaikan untuk kita semua yang berada di fase QLC?

TR   : Hidup itu cuma sekali. Jangan sia-siakan cuma karena  hal yang sebenarnya bisa kita lewatin. Tetap bangkit karena ngga selamanya kita begini. Enjoy our life, damai sama diri sendiri dan yakin kita bisa jalanin dan melewati masa-masa ini. We will be there. Yang kita sadari adalah semua orang punya waktunya masing-masing. Selama kita mengusahakan itu, pasti Allah akan memberikan jalan dan menghadiahkan sesuatu buat kita. Yakin dan semangat!❤❤☺

Saya   : Terimakasih atas semangat yang telah diberikan nihhh. Menenangkan sekali. Semangat buat kita semua ya para pejuang QLC. Yang sedang pencarian karier, finansial, percintaan semoga dimudahkan jalannya. Pada nantinya kita pasti akan melewati fase ini. Anggap saja ini sebagai proses pendewasaan diri. Terimaksih TR atas waktunya.

TR       : Welcome.

 

 


Perdana Makan Belalang


Hi long time no see...
Kalau liat judul,  kamu tau sendiri lah apa yang bakal saya bahas kali ini.
Yapz betul ... Belalang!
Haha mungkin bagi yang merasa asing sama makanan yang satu ini bakalan nyinyir. Kaya ngga ada makanan lain aja sampai-sampai belalang malah dimakan. Lain halnya sama mereka yang udah sering mengkonsumsi binatang hijau ini bakal menganggap postingan ini ketinggalan jaman. Wkwkwkwk. Aah dasar suudzon LOL. Memang sih belalang di sebagian daerah bukan makanan yang lazim di konsumsi, tapi di daerah seperti Jogjakarta makanan ini sangat tidak pantas disebut  kuliner ekstrim mengingat tingginya konsumen belalang itu sendiri.


Well,  saya sih sebenarnya udah lama juga dapat gagasan untuk mencoba belalang yaitu semenjak oom saya mengatakan rasanya persis seperti udang. Cukup sering juga mendengar pendapat-pendapat serupa, tetapi melihat bentuknya yang sama sekali ngga adorable. Lantas saya jadi maju mundur kaya setrikaan. Hingga di suatu waktu saya melihat sebuah postingan di instagram. Seorang anak kecil dengan lahabnya menyantap si do’i. Daaaannnnn tarrraaaa! Ide itu muncul kembali. Do’i seketika masuk ke daftar things to buy saya bulan ini.

Ga perlu jauh-jauh ke gunung kidul Jogjakarta untuk turut serta mengkonsumsi si hijau. Belalang goreng makanan khas jogja ini sudah banyak di jual via online. Ternyata peminatnya banyak juga lho di Indoneisa!

FYI belalang yang dijadikan camilan atau lauk ini bukan belalang sembarangan alias tidak semua belalang bisa dikonsumsi ya gaes. Belalang yang diolah adalah jenis belalang kayu. Belalang ini banyak hidup di dahan pohon jati dan semak yang banyak tumbuh di kawasan Gunungkidul. Jadi belalang jenis ini halal dan aman dikonsumsi serta bebas parasit!

Belalang sendiri kaya protein dan buat kamu yang alergi protein tinggi kudu hati-hati. Mengkonsumsinya jangan berlebihan kalau ngga mau kena imbasnya. Nearly anything in excess is not good. Alhamdulillah saya aman-aman aja.

Jadilah saya saat itu terjangkit kepo akut untuk stalking Instagram yang menjual cemilan belalang. Hati saya jatuh pada salah satu akun @belalanggoreng_tjapwalang yang memproduksi cemilan belalang ala home industri. Ada banyak pilihan rasa. Kebetulan saya pilih rasa original dengan takaran terkecil 30 gram. Hehe masih coba-coba.

Saya pilih ekspedisi termurah. It’s about four days to wait! Akhirnya si belalang pun tiba.


 Hiii kesan pertama saya melihat bentuknya adalah sedikit bergidik. Kamu perlu garis bawahi kata-kata sedikit itu ya karena pada dasarnya saya ini pemberani. Lantas sampai manakah level keberanian ini. Yuk simak! :’D

Untuk kemasannya saya suka karena menggunakan plastik standing pouch yang bisa dibuka tutup. Nice idea! Ketika saya membuka kemasan, hidung saya secara auto mengendus aroma rempah dari si belalang. Lumayan deh wangi!

Lihatlah pemandangan itu. Seekor serangga yang diresapi bumbu. Bentuknya sengaja saya cari yang utuh karena sebagian ada yang kepalanya sudah terlepas.  Tibalah di saat yang membuat saya berpikir keras. Yaitu memakannya!

Cukup lama juga ritual memasukkan binatang ini ke dalam mulut. Saya sedikt ragu-ragu. Si belalang tampak menatap saya lekat-lekat. Terjadilah aksi saling pandang antara saya dan dia...  saya mulai grogi dipandangi seperti itu dan ...

Hap!!! I was chewing it. Akhirnya terkunyah sambil merem-merem. Hahaha!
Bagaimana rasanya?

Nah idi dia pertanyaan terbesar yang perlu saya jawab.
Ternyata dia itu renyah pemirsa!

Ga berminyak soalnya si belalang melewati proses penyulingan minyak dengan alat penyuling.

Kalau kata orang-orang rasanya mirip udang, nah menurut saya sih memang agak mirip udang. Yaaa seperti lagi makan udang secangkang-cangkangnya. Pokoknya teksturnya bisa dibilang begitu. Kalau rasanya agak jauh sih...hmmm gimana ya jelasinnya. Oh ya menurut saya sih, agak mirip-mirip rasa ikan asin dan kerupuk terung alias teripang. Hayooo kamu pernah makan teripang belum? Itu adalah salah satu makanan khas surabaya setau saya. Pokoknya si belalang ini nano nano deh rasanya. 

For all saya suka bumbunya menyerap sampai ke dalam. Enaklah lumayan buat camilan sambil ngerjain skripsi hehehe.

8/10 lah... harga dan rasa worth it pokonya.
Beda lidah beda pendapat ya...mengingat belalang bukan makanan untuk semua orang! hihi BTW adik saya ngga suka sama sekali. 

Hayooo ada yang berani coba? Silakan tinggalkan komen di bawah...

Menulis dengan Tangan Kiri


Titik-titik hujan datang beriringan. Angin yang melewati sela-sela jendela berhembus syahdu. Sesyahdu hatiku saat itu yang tengah asyik mencorat-coret buku dengan pikiran melayang. Melayang bak layang-layang. Haha.

Dua minggu belakangan ini saya tengah gemar melatih tangan kiri saya untuk menulis dan menggambar. Semua itu bermula ketika saya membaca sebuah artikel tentang seorang anak perempuan yang ambidextrous.  Ambidextrous atau Ambidexterity adalah keadaan dimana seseorang yang mahir menggunakan kedua tangan sama baiknya (contohnya menulis).   Ada yang memperoleh kemampuan tersebut secara natural sejak lahir, namun ada pula yang memperolehnya dengan cara latihan. I'm a right handed person, but I want to practice writing in my left hand. Kakak juga pengen kayak adek, bisa nulis pakai kedua tangan. Sekaligus ataupun tak sekaligus. :3

Saat ini saya sering menulis di buku. Apabila saya lelah dengan tangan kanan maka saya akan mempersilahkan tangan kiri saya untuk menunjukkan kemampuan minimnya dalam hal menulis. Ya, walaupun tak sebagus tangan kanan setidaknya bisa membantu.  Muehehe. Saya kasihan melihat si kiri yang lebih sering menganggur.

Salah satu manfaat menulis dengan tangan kiri ialah untuk menyeimbangkan otak kanan, tapi untuk melatih otak kanan tak melulu hanya menulis dengan tangan kiri. Masih banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan seperti menyikat gigi dengan tangan kiri, membuka pintu dengan tangan kiri dan lain-lain. Saya sendiri bukan penganut paham otak kanan yang selalu mengagung-agungkan kemampuannya. Bagi saya pribadi belahan otak kanan dan kiri sama hebatnya. Namun tak ada salahnyakan untuk melatih si do’i ?

Sebagai pengalih stress biasanya saya mendoodle. Sekarang masih sama cuma bedanya saya pakai tangan kiri. Hal nyeleneh lainnya yang baru-baru ini saya lakukan adalah menulis terbalik. Biasanya saya menulis dengan arah normal, namun kadang-kadang saya menulis dengan mode cermin yaitu  tulisan akan  lebih mudah dibaca ketika dihadapkan ke cermin. Hingga disuatu sore yang tak terlalu indah. Teman kos saya masuk ke kamar saya dengan tiba-tiba. Saat itu saya tengah asyik menulis dengan tangan kanan, namun menulis dari arah belakang (mode cermin). Si kakak terheran-heran. “ Dek itu bahasa apa yang adek tulis?” “Bahasa Indonesialah kak, cuman ini kebalek nulisnya” jawab saya sekenanya.
“Hah?? Jadi selama ini adek nulis selalu kayak gitu ya? Adek kelainan?”

Saat itu benar-benar kampret moment menurut saya, mungkin baginya saya ini disleksia.  Si kakak ini adalah orang Vietnam yang kuliah di Indonesia, pembendaharaan katanya masih minim. Jadi kadang-kadang kalau bicara belum pandai dalam hal memilih kata. Wkwkwk. Terkadang saya lucu juga melihatnya.

Well, Berikut beberapa gambar yang saya tulis/gambar dengan tangan kiri.


Writing with left hand

Writing with right hand

Drawing with left hand

Mirror Writing

Tamu Tak diundang

Ketika itu Pekanbaru tengah  diselimuti kabut asap, dan pada saat itu juga rumah saya selalu kedatangan tamu selama empat hari berturut-turut. Mereka selalu datang pada malam hari yang selalu membuat saya tak dapat tidur. (Lagi) kamar saya didatangi tamu tak diundang. Si hewan berbuku-buku (Antropoda) khususnya lipan dan kaki seribu yang kehadirannya selalu mengagetkan saya. Apapun itu, bagi saya mereka itu adalah sesosok monster. 

Bagi pengidap Chillopodophobia (Fobia akan lipan) dan Myriapodophobia ( Fobia akan kaki seribu) pasti menganggap mereka monster. 

Hal yang membuat saya jijik dengan hewan-hewan tersebut adalah jumlah kakinya. Sebelumnya kamar saya tidak pernah dimasuki hewan-hewan ini (di kos baru). Entah kenapa saat itu mereka rajin sekali bertamu. 

Malam itu saya tengah bermain Hp dan tiba-tiba lipan masuk melalui celah bawah pintu. Biasalah lipan kalau jalan sukanya kebut-kebutan. Saya langsung naik pitam dan berusaha menyingkirkan hewan tersebut. Saya segera mengambil ember bukan sapu ataupun yang lainnya karena intuisi saya mengatakan begitu. Ember itu saya gunakan untuk menjepitkan badan gagahnya. Saya hanya berani memandangnya nggak tau mau ngapain, karena kalau ember itu saya angkat pasti lipannya keluyuran lagi dan malah bersembunyi.

 Entah apa dalam pikiran saya saat itu. Lem alteco yang ada di dekat rak sepatu lantas saya raih dan segera melumuri sebagian badan lipan yang muncul di balik ember. Cuuurrr!!! Tidak lama kemudian saya mencoba untuk mengangkat ember tersebut, tetapi ember tersebut justru ikut nemplok di tikar bersamaan dengan si lipan. Saya paksa tarik dan berhasil. Namun tiba-tiba saya merasa berdosa karena telah menyiksanya. Lipan itu tertempel kuat di atas tikar dan nyawanya sudah tak tertolong. Saya coba untuk melepaskannya dengan bantuan kartu plastic dan akhirnya  terlepas. Segera saja jasadnya saya buang ke parit. Hiyy.

Malam berikutnya giliran kaki seribu yang ngeronda. Saat itu mati lampu dan saya hanya berbekal sebuah lilin dengan api kecil yang pasti cahayanya tak mampu menjamah seluruh ruangan. Saya tengah asyik scrolling timeline Facebook saat itu. Punggung saya tiba-tiba berasa tak nyaman. Namun saya biarkan. Rasanya seperti dingin dan mengganjal, lantas saya coba menyentuh punggung saya. Saya mendapati sebuah benda bulat dan keras, mungkin itu batu. Setelah saya lihat dengan bantuan cahaya Hp dan  ”AAa!” untuk pertama kalinya saya memegang luwing. Segera saya lempar dan dia berjalan pelan. Sangat pelan. Pertama-tama saya ingin membakarnya dengan lilin. Namun agama saya melarang  membunuh binatang dengan cara membakar. Maka dari itu saya ambil obat nyamuk lotion dan saya lumuri kebadannya. Dia berjalan sangat cepat dan saya ketakutan. 

Saya ambil parfum dan menyemprotnya. Tubuhnya mengeluarkan cairan kuning seperti minyak. Saya sangat kasihan melihatnya tapi saya juga sangat ketakutan. Yang biasanya luwing berjalan lambat kali ini ia berjalan agak cepat. Untuk terakhir kalinya saya ambil H*rpic (pembersih toilet) dan saya siram ke badannya, seketika itu juga badannya mengembang dan akhirnya mati.

Huufttt...
    
Untuk malam-malam berikutnya saya menemukan mereka di lantai dan di dinding. Yang di lantai saat itu ia tengah mendayuh-dayuh kakinya ke arah saya. Namun saya coba untuk lebih tenang dan berfikir positif. Saya keluar cari sapu dan mengusirnya ke luar kamar. Tapi saya masih kawatir jika mereka datang kembali.

Malam besoknya saya sudah membentengi celah bawah pintu saya dengan cairan H*rpic yang saya teteskan di sepanjang celah pintu dengan harapan para hewan itu tidak berani masuk setelah mencium baunya dari kejauhan.

Keesokan paginya saya menemukan mayat kaki seribu yang tergeletak di depan pintu. Benar-benar saat itu H*rpic telah menolong saya yang sangat phobia akan mereka.


 Alhamdulillah sampai saat ini  mereka tidak pernah datang lagi. Bagi yang tidak nyaman dengan kolong pintu yang terbuka dan tak ingin ada serangga masuk, seperti kejadian-kejadian yang saya alami (biasanya kecoak, lipan, kaki seribu, dan semut). Bisa dicoba menggunakan penutup kolong pintu yang banyak dijual di toko online. Dulu saya hanya menyempilkan kain-kain untuk menutup kolong tetapi kurang praktis jadi saran saya bisa di coba hehe.  

Sumber : Tokopedia

Hitam, Panjang dan Menakutkan.

Lagi asik-asik online tiba-tiba di samping gue ada item-item melintas cepet banget. Awalnya gue kira itu lalat atau pun kecoa. Yaa awalnya sih ga peduli amat soalnya gue juga lagi asik maen game Friv (bocah banget kan gue :D) tapi tiba-tiba perasaan gue ngga enak dan akhirnya gue memutuskan untuk mencari tau apa yang lewat barusan. Pas gue singkirin buku-buku yg ada di lantai, gue pun melihat ada sosok panjang, item dan penuh dengan kaki. Hayoo apa itu ! Ya. Sepertinya itu lipan atau pun kelabang. Setelah melihat itu, lantas gue langsung berdiri tegak menjauh dari ranjang tempat gue duduk tadi. Sekarang posisi gue ada di depan pintu. Seluruh badan gue merinding. Gue ga berani untuk mendekat ke kasur.  Ngga tau sampai kapan gue bakal terus berdiri kayak begeneh.




Masih dalam keadaan ketakutan eh tiba-tiba tu hewan muncul dari meja dus dan gue langsung panik dan dengan kurang ajar dia masuk lagi ke meja dus satunya. Sumpah gue gerem banget. Gue nunggu sampai hewan itu keluar dari meja, dan benar saja, akhirya lipan itu keluar dari meja dan pergi dari kamar gue. Huh legaaa rasanya. Tapi gue masih belum puas, soalnya gue ngga tau dia pergi kemana, takut aja kalau tiba-tiba dia muncul lagi ke kamar gue. Sebenarnya pengen banget gue hancurkan, pengen banget gue strika sampe renyah. Tapi itu cuma gaya-gayaan gue aja. Jangankan menghancurkan, mendekat aja gue uda ogah banget.

Kalo misal ada ular dan lipan yang ngga berbisa gue lebih milih megang ular ketimbang lipan. Kalo lu gimana?

Lipan atau kelabang yang bahasa inggrisnya: centipede adalah salah satu sosok yang paling gue benci. Hewan ini lincah banget. Naik darah gue kalau uda liat hewan ini. Mandanginya aja uda merinding tongg….


Dulu pas gue masih SMP  pernah semalaman ngga tidur karena ngebayangin hewan ini muncul tiba-tiba, gue takut kalau-kalau dia masuk ke telinga. Ga kebayang kan...
 Setelah tragedi lipan masuk ke kamar gue, mulai sekarang gue memutuskan tidur menggunakan earmuff winter.

Gue selalu berdoa semoga ngga ada lipan2 lain yang bertamu ke kamar gue. Semoga kejadian itu adalah yang pertama dan yang terakhir. Gue paling males sama ulat-ulatanan,lipan-lipanan dan hewan panjang lainnya.

Ini gue ada beberapa tips biar ngga ada lipan yang mau masuk ke dalam kamar lu.

1 1. Jangan biarkan ada area lembab di sekitar kamar lu, karena lipan suka nongkrong di tempat-tempat lembab.

2 2. Menggunakan  Cuka, garam dan soda api. Campurkan semua bahan ke dalam air. Cuka dan garam lima sendok, soda api cukup satu sendok. Masukkan ke dalam air. Kira-kira seember kecil dan gunakan air campuran tadi untuk ngepel bagian kamar lu. Dijamin lipan bakal mikir keras untuk masuk ke kamar lu.

3 3. Menggunakan kapur barus. Letakkan kapur barus di sudut-sudut ruangan atau di depan pintu kamar lu, biar ngga ada yang berani masuk

Tips 2 dan 3 sih gue belum pernah nyoba, paling-paling gue cuma gunain kain doang buat disumpelin di sela-sela bawah pintu. Temen gue bilang gue terlalu lebai dalam mengatasi lipan ini. Toh lu kan juga tau mencegah lebih baik daripada mengobati. Ga kebayang kan kalo-kalo lu sampai disengat lipan. Widih gue sih ogah banget. Ya jadi gitu lah…

Gara-gara lipan gue pun jadi kepo buat nyari tau tentang perlipanan.
Ada beberapa negara yang suka mengkonsumsi makanan aneh bin ekstrim ini salah satunya di Beijing-China. Mereka biasanya mengkonsumsi lipan atau kelabang dalam bentuk sate. Sumpah jijik banget gue. Kata mereka rasanya pahit dan agak keras -_-. Kalo lu pingin nyoba jangan lupa bawa tusuk gigi. Kaki-kaki lipan yang tajam akan menyelip di sela-sela gigi lu.

Masih ngga jauh2 dari kelabang atau lipan.
Lu tau film The human Centipede? Atau manusia kelabang. mungkin sebagian dari lu  sudah ada yang menonton film ini bukan? karena film ini sudah di tayangkan di tahun 2009
Ini merupakan sebuah film bergenre thriller-horror berasal dari Belanda.  Bercerita tentang seorang dokter yang melakukan eksperimen mengerikan mengenai penyambungan tubuh manusia seperti kelabang. Yahh pokoknya gitu deh kalo lu belum pernah nonton googleng aje. Jujur gue sendiri belum pernah nonton, mungkin kalo ada waktu gue bakal download semua squencenya.


Oke deh sekian tentang kelabang.
Adios :D







Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...